Friday 5 January 2018

KECERDASAN EMOSI : PENGENALAN IQ DAN EQ

KECERDASAN EMOSI : PENGENALAN IQ DAN EQ


A.    Latar Belakang
dalam kehidupan sehari-hari kita pasti sudah tidak asing lagi tentang IQ dan EQ yang sering muncul. Tentunya banyak pengaplikasian yang merujuk pada hal tersebut. Makalah ini tentunya menyadarkan sekaligus memperkenalkan kembali apa itu IQ dan EQ dan apakah hubungannya dengan kehidupan sehari-hari sekaligus pembelajaran yang ada dan selalu kita terima. Merujuk dari kehidupan masyarakat sekaligus pengaplikasiaanya. Dan pola kehidupan masyarakat sesungguhnya IQ dan EQ ini memiliki hubungan yang sangat erat atas semua itu. Dari makalah ini akan di bahas secara mendalam tentang IQ dan EQ dan hubungannya dengan matematika sekaligus sebagai bahan bacaan yang baik.

B.     Pengertian IQ
Kecerdasan intelektual adalah kemampuan intelektual, analisa, logika dan rasio. Ia merupakan kecerdasan untuk menerima, menyimpan dan mengolah infomasi menjadi fakta.1 Orang yang kecerdasan intelektualnya baik, baginya tidak ada informasi yang sulit, semuanya dapat disimpan dan diolah, untuk pada waktu yang tepat dan pada saat dibutuhkan diolah dan diinformasikan kembali. Proses menerima , menyimpan, dan mengolah kembali informasi, (baik informasi yang didapat lewat pendengaran, penglihatan atau penciuman) biasa disebut "berfikir". Berfikir adalah media untuk menambah perbendaharaan/khazanah otak manusia. Manusia memikirkan dirinya, orang-orang di sekitarnya dan alam semesta. Dengan daya pikirnya, manusia berupaya mensejahterakan diri dan kualitas kehidupannya.


C.     Pengertian EQ
Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi koneksi dan pengaruh yang manusiawi.2 Dapat dikatakan bahwa EQ adalah kemampuan mendengar suara hati sebagai sumber informasi. Untuk pemilik EQ yang baik, baginya infomasi tidak hanya didapat lewat panca indra semata, tetapi ada sumber yang lain, dari dalam dirinya sendiri yakni suara hati. Malahan sumber infomasi yang disebut terakhir akan menyaring dan memilah informasi yang didapat dari panca indra.
Substansi dari kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan dan memahami untuk kemudian disikapi secara manusiawi. Orang yang EQ-nya baik, dapat memahami perasaan orang lain, dapat membaca yang tersurat dan yang tersirat, dapat menangkap bahasa verbal dan non verbal. Semua pemahaman tersebut akan menuntunnya agar bersikap sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungannya Dapat dimengerti kenapa orang yang EQ-nya baik, sekaligus kehidupan sosialnya juga baik. Lain tidak karena orang tersebut dapat merespon tuntutan lingkungannya dengan tepat

D.    Konsep kecerdasan Emosional
kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri,  dan bertahan menghadapi frustrasi, menghadapi dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan , mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdoa.. KE ini dikategorikan dalam lima wilayah:
1.      Mengenail emosi diri
2.      Mengelola suasana hati
3.      Memotivasi diri sendiri
4.      Mengenali emosi orang lain
5.      Membina hubungan

E.     Faktor Kecerdasan emosional
Salovey menempatkan kecerdasan pribadi Gardner dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional yang dicetuskannya dan memperluas kemapuan tersebut menjadi lima kemampuan utama, yaitu :
a.   Mengenali Emosi Diri
merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Menurut Mayer kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi.

b.   Mengelola Emosi
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam  menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan.

c.   Memotivasi Diri Sendiri
Presatasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri.

d.   Mengenali Emosi Orang Lain
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Menurut Goleman. kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.
            Rosenthal dalam penelitiannya menunjukkan bahwa orang-orang yang mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih mampu menyesuiakan diri secara emosional, lebih populer, lebih mudah beraul, dan lebih peka. Nowicki, ahli psikologi menjelaskan bahwa anak-anak yang tidak mampu membaca atau mengungkapkan emosi dengan baik akan terus menerus merasa frustasi. Seseorang yang mampu membaca emosi orang lain juga memiliki kesadaran diri yang tinggi. Semakin mampu terbuka pada emosinya sendiri, mampu mengenal dan mengakui emosinya sendiri, maka orang tersebut mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang lain. 

e.   Membina Hubungan
Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi. Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Individu sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain.

F.      Unsur-Unsur EQ
Setidaknya ada 5 ranah yg menjadi unsur pembangun EQ seseorang, yaitu:
1.       Ranah intrapribadi, yang berupa:
a.    Kesadaran diri
b.    Sikap asertif
c.    Kemandirian
d.   Penghargaan diri
e.    Aktualisasi diri

2.      Ranah antar pribadi, meliputi unsur :
a.  Empati (kemampuan memahami pikiran dan perasaan orang lain, melihat permasalahan dari sudut pandang orang lain)
b. Tanggung jawab sosial (kemampuan menjadi bagian dari anggota masyarakat, bekerja sama, memberi manfaat )
c.    Ranah adaptasi, meliputi beberapa unsur yaitu:
·         Uji realitas (mampu melihat segala sesuatu apa adanya, bukan seperti yang kita inginkan atau kita takuti)
·         Fleksibel (mampu menyesuaikan perasaan, pikiran dan tindakan)
·         Pemecahan masalah (kemampuan mengidentifikasi, memilih tindakan, dan menerapkan tindakan untuk menyelesaikan masalah)
·         Ranah pengendalian stres, meliputi: ketahanan menanggung tekanan dengan tenang, fokus, bertahan/bertindak secara konstruktif
·         Ranah suasana hati umum, meliputi : rasa optimis mempertahankan sikap positip yang realistis, mensyukuri kehidupan, menyukai diri/orang lain, penuh semangat dan bergairah dalam setiap aktivitas.

1.      Penrapan iq dan eq dalam pendidikan
a.       Penerapan IQ dalam dunia pendidikan
Menurut Stephen R. Covey, IQ adalah kecerdasan manusia yang berhubungan dengan mentalitas, yaitu kecerdasan untuk menganalisis, berfikir, menentukan kausalitas, berfikir abstrak, bahasa, visualisasi, dan memahami sesuatu.
Contoh dari kecerdasan IQ adalah saat kita mempelajari suatu pelajaran seperti matematika, fisika, biologi dimana kita belajar menganalisis, berpikir tentang bahasa visualisasinya, dan memahami pelajaran tersebut.

b.      Penerapan EQ dalam dunia Pendidikan
Kecerdasan emosional digambarkan segabai kemampuan untuk memahami suatu kondisi perasaan seseorang, bisa terhadap diri sendiri ataupun orang lain, kecerdasan ini lebih tepat diungkapkan dengan What I Feel.

Contoh dari kecerdasan EQ adalah ketika kita bertemu teman di sekolah atau kampus dan saling menyapa. Saat menyapa, pasti kita harus memperlihatkan ekspresi yang ceria dan senyum yang simetris sehingga tidak terkesan terpaksa menyapanya dan tidak menyakiti hati teman yang kita sapa.


SUMBER : 
1.  http://aprilsinta.blogspot.co.id/2013/10/penerapan-iq-eq-dan-sq-dalam-dunia.html
2.  http://kataalan.blogspot.co.id/search/label/TUGAS

Saturday 4 June 2016

Perancangan Strategis Sistem Informasi - 14 ( Kebutuhan manajemen informasi dalam Unsur dari Perencanaan Strategis Sistem Informasi)

Kebutuhan manajemen informasi dalam Unsur dari Perencanaan Strategis Sistem Informasi


Manajemen tidak dapat mengabaikan sistem informasi karena sistem informasi memainkan peran yang kritikal di dalam organisasi. Sistem informasi ini sangat mempengaruhi secara langsung bagaimana manajemen mengambil keputusan, membuat rencana, dan mengelola para pegawainya, serta meningkatkan sasaran kinerja yang hendak dicapai, yaitu bagaimana menetapkan ukuran atau bobot setiap tujuan/kegiatan, menetapkan standar pelayanan minimum, dan bagaimana menetapkan standar dan prosedur pelayanan baku kepada masyarakat. Oleh karenanya, tanggung jawab terhadap sistem informasi tidak dapat didelegasikan begitu saja kepada sembarang pengambil keputusan.
SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Beberapa peran sistem informasi manajemen antara lain sebagai berikut:

1.      Meningkatkan aksebilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
2.      Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
3.      Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4.      Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
5.      Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
6.      Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.
7.      Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
8.      Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.
9.      Perusahaan menggunakan sistem informasi manajemen untuk mempertahankan persediaan paada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.

1 SIM untuk pendukung pengambilan keputusan.

11.  SIM untuk pengendalian operasional, pengendalian operasional adalah proses pemantapan agar kegiatan operasional dilaksanakan secara efektif dan efisien.
12.  SIM untuk pengendalian manajemen, yaitu untuk mengukur pekerjaan, memutuskan tindakan pengendalian, merumuskan aturan keputusan baru untuk diterapkan personalia operasional, dana mengalokasi sumber daya.
13.  SIM untuk perencanaan starategis, tujuan perencanaan strategis adalah untuk mengembangkan strategi dimana suatu organisasiakan mampu mencapai tujuannya.
14.  SIM menganalisis kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkanya.
15.  SIM berperan sebagai penyedia bagi pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
Manfaat sistem informasi manajemen, SIM dapat menolong perusahaan untuk:
a.       SIM memberikan dukungan dalam pengumpulan informasi atau perancangan rangkaian alternatif tindakan, memutuskan untk memilih tindakan yang terbaik dari alternatif yang tersedia dan melaksanakan pilihan dan mengawasi hasil kegiatan.
b.      SIM dapat digunakan secara efektif untuk mendukung setiap tinngkatan pada proses pengambilan keputusan dan dapat digunakan juga memperoleh dan menyimpan informasi yang berkaitan dengan masalah standar dan situasi sekarang.
c.       SIM ini juga sangat membantu untuk merealisasikan keputusan dalam tindakan dan mengawasi tindakan serta memberikan umpan balik yang berkaitan dengan hasilnya

Saturday 7 May 2016

Perancangan Strategis Sistem Informasi - 13 (Expert Analyst)

Expert Analyst 
Analis dianggap mampu menjadi Expert ketika keahliannya bisa menghasilkan dampak yang amat signifikan terhadap keseluruhan organisasi. Ini bisa dicapai melalui kemampuan kreatif yang sangat tinggi atau kemampuan menciptakan sistem kerja baru. Dengan kemampuan kreatif, dia memiliki visi dan dapat menciptakan produk-produk unggulan, sedangkan kemampuan menyusun sistem kerja akan meningkatkan produktitas kerja keseluruhan perusahaan. Analis yang ada di posisi ini biasanya menjadi VP Product Development atau CTO. Kompetensi yang dibutuhkan:

1.      Kompetensi Fungsional:
o   Design Review,
o   Sector Specialization: Finance, Manufacturing, Minning.(Tujuan dari spesialisasi adalah memperdalam pemahaman bisnis analis, sehingga mampu memberikan solusi bisnis ketimbang hanya dari sisi teknis)
o   Mengukur manfaat finansial implementasi IT (secara kuatitatif)
o   Memahami keterkaitan antara sistem IT dan keseluruhan organisasi
o   Common Business Domain: Accounting Process, Mediation Process,
o   Basic Business Domain: Supply-Chain, Compliance Membuat WBS dan estimasi pelaksanaan pekerjaan
o   Mengelola Change Request

2.      Kompetensi Inti dan Manejerial:
o   Achievement Orientation (High), Analytical Thinking (High), Teamwork (High), Information Seeking (High), Information Seeking (High), Developing Other(High), Customer Service Orientation (High)
o   Peningkatan Level: Organization Awareness (High), Directiveness (High), Impact and Influence (High), Self Control (High).
o   Flexibility (Med): Mampu bekerja secara efektif dengan berbagai jenis rekan/kelompok, mampu menghargai perbedaan, pandangan, dan pertentangan atas suatu isu.

  Dalam prakteknya, banyak sekali analis yang melanjutkan karirnya di bidang manajemen, terutama sebagai project manager. Ini wajar, karena kompetensi dasar Project Manager serupa dengan kompetensi dasar Analis.

 

© 2013 CodeWar. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top